Busana dibuat berdasarkan pola, sehingga pola sangat penting artinya
dalam membuat busana, karena baik tidaknya busana yang dikenakan di
badan seseorang sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu sendiri. Tanpa pola,
memang suatu busana dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang
diharapkan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pola-pola busana yang
berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan
bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi si pemakai. Kualitas
pola busana akan ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai, hal ini mesti didukung
oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis
tubuh, serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh si pemakai;
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis
lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk
lengan, kerah, dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang
luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan
ukuran;
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas
karton manila, atau kertas koran;
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian
pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah
benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda
kelim, dan lain sebagainya;
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar
pola tahan lama sebaiknya disimpan di tempat-tempat khusus seperti rak dan
dalam kantong - kantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama
dan tanggal, serta dilengkapi dengan buku katalog.
Pola busana teknik konstruksi adalah cara pembuatan pola busana
berdasarkan ukuran badan pemakai, digambar pada kertas berdasarkan
perhitungan secara matematis, sehingga tergambar bentuk badan muka dan
belakang, rok muka dan belakang, lengan, kerah dan sebagainya, sesuai dengan
sistem pola konstruksi masing-masing.
Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar di samping
itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan
sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi
antara lain: pola sistem Dressmaking, pola sistem So-en, pola sistem Charmant,
pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke, dan lain sebagainya.
Menggambar pola busana memerlukan peralatan tertentu, yang terdiri dari
berbagai jenis antara lain:
a. Pita ukuran
Pita ukuran (cm) digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang
akan membuat busana atau ukuran model. Di samping itu, pita ukuran juga
dipakai untuk menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu
penyesuaian pola. Pita ukuran (cm) ada beberapa macam, yakni ada yang
menggunakan ukuran sentimeter dan ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang
menggunakan kedua ukuran tersebut.
b. Penggaris
Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris pola dengan bentuk
yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus,
penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti
garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Sedangkan
penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti
garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar
muka dan garis lebar punggung.
c. Kertas Pola (Buku Pola /Buku Kostum)
Kertas pola (buku pola atau buku kostum) merupakan tempat
menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar
pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran
centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran. Buku
pola digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala. Buku pola
yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih, tebal dan halaman terdiri dari
kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling. Lembar
halaman bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan
pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk
menggambar pola dengan ukuran skala
d. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan
untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni
ada yang menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat,
satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari
kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang, dengan
letak garis ukuran tepat pada tepi skala.
e Pensil
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola,
dimana pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa
macam, yakni pensil terbuat dari graphite, pensil ini bagus digunakan dan
mempunyai ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H/HB
pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini
digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat,
garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil bewarna merah
untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian
belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan pulpen warna hitam.
f. Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus
digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik
adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan
penghapus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak
meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.
g. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d
4 cm. Bentuk jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan
pola adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat
pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.