Menu
 


Busana wanita mempunyai desain yang beraneka ragam, dimana
dengan keanekaragamannya sering kali menemui kesulitan dalam
melakukan pecah pola busananya. Busana ada bermacam-macam desainnya,
baik berupa gaun, rok, blus, celana, dan sebagainya yang masing-masing
memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk membuat macam-macam bentuk
busana tersebut harus dilakukan analisis desain maupun polanya, yang
dilanjutkan mengubah pola dasar sesuai desain. Dengan demikian mengubah
pola merupakan kegiatan mengubah pola dasar sesuai desain atau mengonstruksi
pola busana dengan bermacam-macam bentuk sesuai desain.
Konstruksi pola yang benar dan busananya enak dipakai di badan, dapat
diperoleh dengan melakukan langkah-langkah yang betul dalam setiap
mengubah pola. Langkah-langkah dalam mengubah pola disebut juga
dengan prinsip-prinsip analisis pola atau pecah pola yang meliputi: (1)
Menyimak gambar/desain; (2) Memindahkan lipit bentuk; (3) Mengubah lipit
bentuk; (4) Menggambar macam-macam garis hias; (5) Menggambar
macam-macam model kerah; (6) Menggambar macam-macam model
lengan; (7) Menggambar macam-macam model rok; (8) Mengonstruksi
pola menurut desain.
Mengubah model adalah menganalisis disain busana atau busananya
mengenai siluetnya, bentuk kerahnya, bentuk lengannya, bentuk roknya,
garis-garis hiasnya, ukuran panjang busana, perbandingan bidang dan penggunaan
lipit bentuknya. Desain busana yang dianalisis pada umumnya
berupa gambar busana yang berwujud foto hitam putih atau berwarna,
gambar yang lengkap ataupun sketsa kasar saja. Oleh karena itu
penganalisis harus dapat membaca dan menafsirkan serta pemecahan pola
dalam, cara mengonstruksi polanya. Dengan demikian seseorang yang
menganalisis pola/desain harus tahu perbandingan lebar kerah terhadap bahu
dan jatuhnya kerah yang luwes, besar saku terhadap ukuran panggul,
perbandingan pias pada rok dan sebagainya supaya menghasilkan busana
yang sesuai dengan disainnya dan bentuk badan si pemakainya serta
nyaman dalam pemakaian
Sehubungan dengan hal tersebut, teknik analisis pola busana wanita
memerlukan ketelitian dan kecermatan dibandingkan dengan mengubah pola
busana pria dan anak-anak. Busana wanita yang dibuat harus menonjolkan
sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang
dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik.
Oleh karena itu dalam pembuatan busana wanita perlu dilakukan analisis dan
pecah pola yang sesuai dengan desain dan bentuk tubuh seseorang. Supaya
pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka perlu
dilakukan analisis bentuk tubuh dan analisis desain.
Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus
tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita
yang baik tentunya bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan
antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang
seimbang.
Desain busana kadang terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh
yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal, namun belum tentu desain
yang tersebut cocok untuk orang lain yang bentuk tubuhnya berbeda. Dengan
menganalisa bentuk tubuh akan dapat menyesuaikan pola dengan bentuk
tubuh sipemakai, sehingga kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan
teknik pengembangan pola yang tepat. Selain analisa bentuk tubuh, perlu
juga dilakukan analisa desain busana dengan cara sebagai berikut:
 (1) Memperhatikan desain secara keseluruhan, terutama perbandingan letak bagianbagian
busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan memahami
desain busana yang akan dibuat; (2) Memahami gambar bagian-bagian busana
pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang,
garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung
lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada, yang akan
memudahkan untuk menganalisa bagian–bagian busana yang ada pada desain;
(3) Memahami desain busana pada badan bagian atas/badan atas/blus, maupun
bagian bawah.yang berbentuk rok maupun celana dengan berbagai variasinya;
(4) Memahami letak jatuhnya bahan busana pada badan, yang dapat dapat
diamati pada bagian sisi atau bagian bawah busana. Apabila dilihat pada
bagian sisi maka bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku
dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku, sedangkan bahan yang
mengikuti bentuk tubuh menandakan bahwa bahan yang digunakan bahan
yang tipis atau melangsai.
Untuk menganalisa bentuk tubuh dan model busana dengan baik dan
benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkan dalam
membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain. Berikut contoh
menganalis desain blus dan mengubah pola blus:
Gambar 31
Mengubah Pola Blus
Penjelasan:
Desain tersebut berbentuk blus luar berkerah ½ tegak, memakai garis
princes bagian muka dan bagian belakang dari bahu sampai kelim bawah, dan
berlengan licin pendek . Blus panjangnya ± 10 cm dari garis panggul, panjang
lengan ± 25 cm dan kerah setengah tegak pas pada garis leher dasar.
Pola dasar rok dan badan disatukan, untuk membuat garis prinses pada
pola muka terlebih dahulu kup bahu ditutup dan garis princes dibentuk dari
pertengahan bahu melewati puncak payudara dan kup pinggang, lurus ke
bawah. Tengah muka ditambah 2 cm untuk lidah belahan, dan 4 cm untuk
lapisan ke bagian dalamnya. Bagian sisi ketiak diturunkan 1 cm, dan
dikeluarkan 1,5 cm untuk kelonggaran, dibentuk sampai batas panggul, pada sisi
bawah blus dikeluarkan 2 cm untuk melebarkan bagian bawah blus. Pola
belakang mengubahnya sama dengan pola muka.
Membuat pola kerah dengan ukuran lingkar leher dari batas tengah muka
ditambah ukuran leher belakang. Menggambar kerung leher pada kerah dari
garis siku dinaikkan 5 cm, seperti pada gambar. Pola lengan dibuat sama
dengan pola dasar lengan tetapi ukuran lingkar kerung lengan disesuaikan
dengan lingkar lengan yang sudah dirubah.
6. Merancang Bahan dan Harga
a. Merancang Bahan
Merancang bahan adalah menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan
untuk suatu desain busana, yang terdiri dari dua cara yaitu secara global dan
menggunakan pola skala kecil (skala ¼). Merancang bahan secara global yaitu
menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat suatu busana
secara garis besar dengan ukuran pola siap potong, dengan menjumlahkan
panjang masing-masing bagian pola, ditambah panjang kelim dan kampuh yang
diperlukan. Misalkan merancang bahan untuk rok suai, diperlukan bahan lebar
90cm atau 110 cm, dengan panjang bahan dikali dua panjang rok, misalnya
panjang rok 65 cm, ditambah kampuh pinggang 2 cm dan lebar kelim 5 cm
dikalikan dua., maka maka memerlukan bahan yang panjangnya 144cm,
sehingga harus beli bahan 1,5 m.
Merancang bahan menggunakan pola kecil yaitu dengan cara meletakkan
pola-pola kecil diatas kertas yang telah diskala sesuai lebar bahan yang
dikehendaki menurut desain, misalnya 90 cm, 115 cm atau 150 cm. Pola diatur
mulai dari bagian yang besar ke yang kecil-kecil, sesuai arah serat kain yang
dikehendaki dengan ditambah kampuh pada tiap pola lebih kurang 2cm dan untuk
kelim 4cm. Berdasarkan rancangan bahan yang demikian maka akan mudah
diketahui jumlah bahan yang diperlukan untuk suatu busana. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan pada waktu merancang bahan diantaranya:
1) Membentangkan panjang kain yang dibutuhkan diatas meja apabila
memungkinkan, dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan
yang sering terjadi misalnya garis hias tertukar arahnya atau bagian yang
seharusnya arah serat lungsin tertukar dengan bagian arah serat pakan.
2). Kain dilipat dengan bagian baik didalam, apabila diperlukan dua lapis,
sebelum pola-pola diletakan pada bahan.
3). Peletakkan pola pada bahan yang bermotif besar harus diatur sedemikian
rupa. Apabila motif-motif searah, harus diperhatikan jangan sampai salah satu
bagian terbalik motifnya.
4). Bahan motif bergaris perlu diperhatikan garis-garisnya, dimana sebaiknya pola
diberi tanda garis sesuai dengan desain untuk memudahkan waktu memotong
supaya tidak terjadi kesalahan.
5). Meletakkan pola dimulai dari bagian yang besar baru kemudian yang kecilkecil,
supaya sehemat mungkin ditinjau dari segi penghematan bahan dan
uang, namun tidak boleh dilupakan segi keindahan dan arah serat kain.
6). Tambahan kampuh harus diberikan, pada umumnya untuk kelim blus, lengan,
dan rok biasanya 4cm atau 5cm, kampuh sisi dan bahu 2 cm, kerung lengan
1,5 cm, kerung leher 1 cm.
Gambar berikut merupakan contoh merancang harga:
Gambar 32
Rancangan Bahan
b. Merancang Harga
Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk
keperluan suatu busana, dengan bagian-bagian yang harus dihitungdiantaranya:
1). Nama kain, spesifikasinya, lebar dan panjang kain menurut rancangan bahan,
panjang kain yang harus dibeli berikut harga satuan dan jumlahnya.
2). Nama keperluan-keperluan lainnya seperti: fliselin, renda, benang jahit,
benang jelujur, kancing hias, dan yang lainnya beserta harga satuan dan
jumlahnya.
3). Jumlah harga perbagian dijumlahkan semua, sehingga dari jumlah tersebut
dapat diketahui berapa harga atau biaya untuk busana yang akan dibuat.
Contoh merancang harga untuk gaun sederhana seperti pada rancangan
bahan, kain pada rancangan habis 2,6 m dengan lebar 90 cm yaitu kain katun,
maka yang harus dibeli 2,75 m. Keperluan lain yang harus dibeli diantaranya

Posting Komentar

 
Top