Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode dunia pada 2015, pihak penyelenggara Indonesia Fashion Week (IFW) bekerjasama dengan Asosiasi Matahari's Supplier Club menggelar seminar mengenai Indonesia Trend Forcasting 2015/2016 kepada para retailer yang tergabung dalam asosiasi tersebut di Hotel Alila.Asosiasi Matahari's Supplier Club itu beranggotakan supplier dan divisi Merchandising Matahari Departement Store. Sementara departement store tersebut memiliki jaringan retail yang tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia dengan menampung banyak supplier yang merupakan garmen dan brand lokal.Dina Midiani, Direktur IFW, mengatakan untuk mewujudkan barometer mode Internasional, maka Indonesia memiliki ramalan tren tersendiri yang dapat digunakan sebagai acuan bagi konsumen dan produsen di tingkat lokal maupin global.Matahari yang mempunyai jaringan pemasaran yang banyak di Tanah Air diharapkan dapat menjadi tolak ukur trend setter busana ready to wear untuk rite, di Tanah Air."Dengan adanya Indonesia Trend Forecasting kita mempunyai konsep untuk gerakan tertentu untuk memberikan sugesti kepada masyarakat, sehingga kita tidak menjadi pengikut tren luar negeri. Kita ingin ada satu kesatuan pandangan. Kita mulai dari warna dulu," kata Dina.Indonesia Trend Forcasting 2015/2016, kata Dina, mengangkat tema Re+Habitat yang berarti pemulihan yang merupakan sebuah era baru yang lebih menenangkan, aman, stabil, dan cerah.Terdapat empat konsep, yaitu feminin, casual, etnik, dan klasik. Dengan adanya arahan tersebut, para supplier dapat menentukan konsep sebagai acuan untuk memproduksi busana pada tahun depan dengan menggunakan kekayaan lokal."Melalui Indonesia Trend Forecasting, kita dapat memberikan tawaran tren yang terinspirasi oleh konten lokal namun tak lepas memperhatikan tren yang terjadi di tingkat global agar tetap memenuhi selera pasar internasional," jelasnya.
View the original article here
Posting Komentar
Posting Komentar