Sebanyak 55 persen perempuan yang mengalami masalah ketombe lebih memilih untuk mencari solusi sementara, seperti mengikat rambut, menggunakan aksesoris rambut, hingga menghindari pakaian berwarna gelap.Research Scientist Unilever R&D yang bekerja di pusat penelitian Unilever di Inggris, Dr Andrew Jones, mengatakan, sekitar 34 persen penduduk dunia mengalami masalah ketombe pada rambutnya. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari akibat beruban, kulit kepala kering, stres, serta iklim tropis seperti di Indonesia yang memicu keringat hingga menumpuk di kulit kepala, sehingga memicu ketombe.
Namun, sebenarnya, setiap orang berisiko mengalami masalah ketombe karena selalu adanya jamur Malassezia yang terdapat di kulit kepala, pada rambut yang sehat sekali pun.
Menurut Dr Jones, untuk menghindarinya, menjaga kebersihan kulit kepala dengan keramas menggunakan sampo antiketombe atau dikenal dengan dandruff secara teratur. Apalagi, riset dari Clear Shampoo juga menemukan bahwa perkembangan jamur Malassezia di kulit kepala 10 kali lebih banyak pada mereka yang tidak menggunakan shampoo antiketombe dengan teratur.
Tapi, dia juga mengingatkan bahwa sampo antiketombe saja tidaklah cukup untuk mencegah ketombe. Pasalnya, sampo antiketombe yang ada di pasaran hanya mampu mengusir ketombe dari permukaan kulit kepala. Produk tersebut umumnya tidak menutrisi lapisan kulit kepala, sehingga ketombe akan selalu muncul, terutama di saat kulit kepala keringdan berminyak.
Hal lain yang tak kalah penting, pilihlah sampo pencegah ketombe yang mampu menjaga keseimbangan protein. Karena, keseimbangan protein yang ada di kulit kepala sangat diperlukan agar rambut tumbuh dengan kuat dan sehat.
Selain itu, penggunaan produk antiketombe secara teratur dan tepat merupakan kunci untuk mendapatkan rambut indah yang bebas ketombe.
Penulis: IIN/FERSumber:Investor Daily
View the original article here
Posting Komentar
Posting Komentar