Menu
 

JAKARTA- Hari Raya Idulfitri merupakan momentum istimewa bagi umat muslim di dunia, termasuk Indonesia. Mereka pun menyiapkan segala kebutuhan untuk menyambut hari kemenangan, salah satunya dalam pemilihan busana muslim.Ada berbagai macam model busana muslim, namun yang masih diminati hingga kini dan menjadi tren adalah baju model kaftan.Kaftan merupakan baju muslim berbentuk lurus dengan panjang kain hingga mata kaki. Selain itu, para desainer menambahkan aplikasi bebatuan atau perhiasan di bagian dada dan leher.Kombinasi antara model sederhana, corak bahan, dan aksen bebatuan membuat kaftan terkesan resmi dan glamor. Tak heran, kaum hawa memburu kaftan untuk dipakai di Hari Raya Idulfitri.Salah satu pelaku usaha yang memproduksi kaftan adalah Safira Emeralda. Mengusung merek Khadeira Kaftan, perempuan berusia 37 tahun ini merintis bisnis sejak 2010 silam.Alasan dia terjun ke bisnis ini karena ingin memanfaatkan peluang, khususnya di bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.Menurutnya, banyak perempuan muslim yang ingin memakai baju muslim atau baju berpotongan tertutup, tetapi tetap terlihat cantik dan gaya.“Model kaftan sebenarnya bukan baju muslim. Namun, berkat model tertutup dan garis desain sederhana membuat baju ini kerap digunakan sebagai salah satu alternatif busana muslim. Baju ini memang cocok digunakan untuk acara resmi, salah satunya bersilaturahmi dengan keluarga di kala Lebaran,” tutur perempuan yang akrab disapa Alda ini.Salah satu elemen penting yang harus diperhatikan kala membuat kaftan adalah jenis bahan. Alda menuturkan bahan paling cocok untuk model kaftan sebaiknya ringan dan terkesan “jatuh” di badan konsumen.Oleh karena itu, dia memanfaatkan material sifon, satin, dan satin sutra untuk membuat kaftan.Selain itu, dia juga menambahkan aksen batu-batuan dan pernik-pernik supaya membuat kaftan terkesan glamor. Aksen pernik-pernik tersebut biasanya disematkan di bagian leher dan pada bagian dada.Terkait permintaan kaftan jelang Lebaran, Alda mengaku sudah mempersiapkan sejak jauh-jauh hari.“Saya sudah belanja sejak 6 bulan lalu. Produksi sendiri dimulai sejak 3 bulan lalu. Jadi, saya bisa mulai memasarkan Khaidera Kaftan sebelum bulan puasa,” ujar lulusan jurusan arsitektur Universitas Trisakti ini.Meski memproduksi kaftan sepanjang tahun, Alda tak menampik pesanan konsumen mencapai puncak menjelang Lebaran.Jika di hari biasa dia memproduksi 50 potong kaftan, menjelang Ramadan jumlah pesanan naik hingga dua kali lipat atau sekitar 100 potong.Tak hanya menawarkan bahan kualitas dan mengusung desain terbaru, dia pun menjaga eksklusivitas produk Khadeira Kaftan.Untuk itu, dia hanya membuat maksimal 4 potong untuk setiap 1 model kaftan.Lantaran menawarkan produk eksklusif, dia juga memfokuskan pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth).“Saya sering menawarkan barang ke ibu-ibu yang menyelenggarakan arisan atau gathering lainnya. Selain itu, saya juga memasarkan produk di butik pribadi dan media sosial,” katanya.Produk Khadeira Kaftan dijual mulai dari Rp1,5 juta—Rp2 juta per potong. Harga tersebut disesuaikan dengan jenis bahan dan aksen pernik-pernik yang ada di baju. (JIBI/Bisnis.com)

View the original article here

Posting Komentar

 
Top