Menu
 

Berbagai daerah di Indonesia mempunyai desain perhiasan etnik yang kebanyakan dipakai pada acara adat.
Empat perempuan yang cinta akan budaya Indonesia terutama perhiasan berupaya melestarikan desain perhiasan etnik dengan membuat replika dan melakukan sedikit sentuhan perubahan model supaya cocok dipakai oleh generasi muda untuk kegiataan sehari-hari atau ke kantor.
Melalui brand Manjusha Nusantara, Yasmin Wirjawan, Ria Waten, Ina Symands, dan Terry W. Supit melestarikan perhiasan yang berasal dari berbagai daerah.
Koleksi terbarunya menghadirkan perhiasan Magnum Opus yang terdiri dari perhiasan kalung, cincin, gelang, dan anting.
Melalui riset, kata Ria Waten, salah seorang dari 4 pendiri Manjusha Nusantara itu, membuat replika perhiasan pada perajin di daerah asal perhiasan itu, supaya tetap mempunyai jiwa dari perhiasan itu.
Daerah-daerah sumber perhiasan etnik itu antara lain Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Barat.

Kabar24.com/Reni Efita Hendry
Perhiasan tembaga dan perak dari Manjusha Nusantara

"Meski terlihat antik, perhiasan ini bisa dipakai untuk sehari-hari," ujar Ria.
Perhiasan itu terbuat dari tembaga yang disepuh dengan emas, ada pula yang terbuat dari perak kadar tinggi.
Cara merawat perhiasan yang terbuat dari tembaga atau perak, menurut Ria:
1.Jangan masukkan kain beludru, karena ada aroma wangi. Aroma wangi dari bahan kimia itu akan bereaksi dengan perak, sehingga perhiasan itu bisa cepat berubah warna.
2. Simpan perhiasan itu di dalam plastik, sehingga tidak bereaksi dengan udara.
3. Pisahkan penyimpanan perhiasan emas dan perak.
4. Harus diangin-anginkan sebulan sekali.
5. Setelah dipakai dilap dengan lap karing untuk membersihkan sisa keringat dan makeup yang menempel.
6. Sepuh ulang jika warnanya memudar.


sumber

Posting Komentar

 
Top