Menu
 

a) Buatlah semua bagian–bagian pola yang telah dirobah
b) menurut desain dalam ukuran tertentu seperti ukuran skala 1:4. Setiap pola dilengkapi dengan tanda–tanda pola yaitu arah serat, tanda lipatan bahan, kampuh dan sebagai nya, dan juga siapkan bagian-bagian pola yang kecil seperti kerah, lapisan–lapisan pakaian termasuk depun atau serip dan sebagainya;
c) Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan lebar 90 cm, 115 cm, atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala yang sama dengan skala pola
d) Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun dan tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai dengan tanda–tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain dan sebagainya, selain itu yang juga perlu diingat yaitu susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah itu baru menyusun bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun pola yang kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih efektif. Jika pola yang disusun belum memakai kampuh, ketika menyusun pola harus dipertimbangkan jarak antara masing-masing pola lalu diberi tanda kampuh pada setiap
bagian pola tersebut.
e) Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah panjang bahan yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang dibutuhkan/berapa banyak kain yang terpakai.
f) Hitung juga pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting, pita/renda, benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya (sesuai desain)
g) Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan dan perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut. Berikut ini dapat dilihat contoh rancangan bahan. Rancangan bahan dibawah ini kainnya dilipat, pola bagian belakang terletak pada lipatan kain, dan pola bagian depan terletak pada tengah muka yang dilipat selebar lebih kurang 5 cm, yang berguna untuk lidah belahan. Lengan panjang dan licin/lengan suai, kerah setengah berdiri. Desain ini memiliki garis prinses dari pertengahan lingkar lengan
bagian muka, menuju garis kupnat dan terus sepanjang baju/blus. Pada bagian bawah adalah celana yang memiliki 2 buah kupnat pada bagian belakang dan 1 kupnat pada bagian depan.
Contoh rancangan bahan
Untuk produksi massal bahan tidak dilipat dua tetapi dikembangkan, polanya juga dibuat lengkap (utuh) bukan sebelah, pola tersebut itulah yang disusun untuk membuat marker, dan marker ini selain untuk menghitung jumlah bahan, juga dipakai sebagai pedoman untuk ukuran penggelaran bahan (spreading). Setelah siap marker ditempelkan diatas spreading yang akan digunting.
Persyaratan proses spreading yang baik adalah:
a) Kerataan sisi tumpukan kain.
b) Penanggulangan cacat kain
c) Arah lapisan kain
d) Tegangan lapisan kain
e) Kemudahan dalam memisahkan antar lapisan hasil pemotongan
f) Penghindari distorsikain pada saat penggelaran
g) Penghindaran pelelahan pada saat pemotongan.
Metoda penggelaran kain yang digunakan di industri pakaian jadi dapat dibagi dalam :
1). Penggelaran kain dengan tangan diatas meja datar;
2). Penggelaran kain dengan tangan dengan bantuan jarum kait;
3). Penggelaran kain dengan menggunakan mesin penggelar.

Posting Komentar

Unknown mengatakan... 26 Januari 2016 pukul 15.34

Thanks for sharing.. Tertarik untuk mempelajari cara membuat pola kemeja beserta cara menjahitnya?.. Anda bisa memesan paket CD belajar menjahit di Fitinline..

 
Top